Pages

Monday, July 29, 2013

Ilmunya Sun Go Kong Ditemukan Kembali



Dahulu kala, seorang anak terserang penyakit polio yang melumpuhkan nya sehingga tidak bisa menggerakkan badannya sama sekali. Para dokter sudah menyerah, dan menganggap usia si anak tidak akan lama lagi. Orang tuanya memperlakukannya denga penuh kasihs ayang, dan setiap hari dia didudukkan di kursi goyang, dan ditempatkan di beranda rumah, sehingga dia bisa melihat teman temannya yang sedang bermain.

Naluri seorang anak mendorong keinginan dia untuk ikut bermain bersama teman temannya. Tetapi apa daya, berjalan kaki saja tidak bisa dilakukannya, apalagi menendang bola. Rupanya si anak tidak kehilangan akal, karena dia tetap bisa bermain , yaitu bermain di dalam pikirannya, alias berkhayal.
Tetapi yang dilakukannya bukan sembarang berkhayal. Pada saat berlari, dia merasa benar benar sedang berlari, pada saat menendang dia juga benar benar merasa sedang menendang. Teknik yang dia lakukan ini sekarang kita kenal dengan teknik visualisasi.

Pada suatu saat, si anak merasa terkejut, karena pada waktu dia sedang “bermain”, kursi goyangnya ikut bergoyang. Pada mulanya, karena menyadari kelumpuhan totalnya, dia mengira bahwa yang menggerakkan kursinya adalah pikirannya. Ternyata dugaannya salah. Karena sekeras apapun dia mengerahkan pikirannya untuk menggerakkan kursi goyangnya, sang kursi tetap tidak bergeming sama sekali.

Permainan tetap dilakukannya tiap hari, sampai dia menyadari bahwa latihan yang dilakukannya dalam pikirannya itu, mampu menghidupkan syaraf syaraf motoriknya, sehingga memungkinkannya untuk belajar berjalan kembali. Kebetulan pada waktu itu dia memiliki seorang adik yang baru belajar berjalan, sehingga dia bisa meniru cara belajar berjalan adiknya itu (Teknik meniru ini kemudian dalam khasanah ilmu Neuro Linguistic Programming dikenal dengan Modelling). Pada akhirnya beliau berhasil mennggerakkan seluruh tubuhnya dengan normal. Kelak beliau menjadi seorang professor di bidang Psikologi. Beliau adalah Milton Hyland Erickson, yang dikenal sebagai bapak Hypnotherapi Modern.


Dari cerita di atas dapat kita simpulkan bahwa ternyata system dalam tubuh diri kita tidak bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, banyak para atlit dari suatu Negara kemudian merajai olimpiade. Teknik ini sekarang dikenal dengan teknik Visualisasi. Teknik visualisasi telah digunakan untuk meningkatkan kemampuan kita di berbagai bidang seperti olah raga, penjualan, negosiasi, healing dll. Bahkan para Guru The Secret mengklaim telah menggunakan teknik visualisasi untuk menarik kekayaan dalam jumlah yang luar biasa.

Dahulu kala ada tokoh bernama hanuman di India, dan Sun Go Kong di China. Keduanya memiliki ilmu kesaktian yang hanya bisa dilatih di alam mimpi. Ilmu mereka dikenal dengan Yoga Nindra alias Yoga mimpi.

Kini ilmu warisan leluhur tersebut telah ditemukan kembali. Tentu saja dengan istilah yang lebih keren, yaitu teknik Visualisasi.

Salam sukses

Handoyoputro

Sunday, July 28, 2013

BELAJAR MANAJEMEN DARI PILOT PESAWAT TEMPUR B-17




Tanggal 30 oktober tahun 1935, di Wright Air Field, Dayton, Ohio, Korps Udara Angkatan Darat Amerika Serikat mengadakan kompetisi rekayasa pesawat pembomb jarak jauh. Pesawat yang diperkirakan akan memenangkan kompetisi adalah pesawat tempur Boeing model 299, yang saking hebatnya mendapat julukan Flying Fortress alias Benteng Terbang. Oleh sebab itu angkatan darat amerika bermaksud memesan sekurang kurangnya 65 unit pesawat tersebut.

Namun pada saat uji coba, peesawat model 299 ini mengalami kehilangan daya angkat pada saat lepas landas, sehinggga jatuh dengan ledakan yang sangat dahsyat. Tim investigasi kemudian menemukan bahwa secara teknis pesawat ini tidak ada masalah sama sekaii. Ternyata pada saat mengoperasikan peralatanb canggih yang ada pada pesawat itu, sang pilot lupa melepaskan sebuah mekanisme pengunci pada alat control elevasi dan sirip kemudi vertikal yang ada di ekor pesawat. Sejak kejadian itu pesawat boing model 299 ini dianggap terlalu sulit untuk dikendalikan oleh seorang pilot.

Walaupun demikian, Angkatan darat masih tetap membeli beberapa pesawat ini sebagai pesaawat uji, karena sebagian perwira di sana masih menganggap pesawat ini layak terbang. Solusi yang dilakukan untuk menerbangkan pesawat ini bukanlah dengan menuntut pilot yang menerbangkannya dengan pelatihan yang lebih lama. Mereka justru menggunakan cara yang sangat sederhana, yaitu Chek list. Pilot pilot uji tersebut membuat daftar yang sederhana tentang apa yang harus mereka lakukan. Uniknya, isi daftar itu adalah tentang hal hal yang telah diketahui oleh para pilot. Mereka memeriksa apakah rem sudah dilepaskan, apakah instrument instrument sudah dihidupkan, apakah pintu dan jendela sudah ditutup, dan hal hal lain yang sepintas lalu terlihat remeh. Akhirnya dengan chek list tersebut para pilot mampu menerbangkan pesawat model 299 tesebut sejauh 3 juta kilometer tanpa mengalami kecelakaan sedikit pun.  Kemudia pesawat ini dikenal sebagai pesawat pembomb B-17, yang terkenal keampuhannya dalam kampanye pemboman ke kawasan Nazi Jerman.

Sudahkah kita membuat chek list untuk kegiatan ataupun proyek kita

Salam

Handoyoputro


Berpikir Positif Ala Bakteri Coli


Tahukah kita bahwa pikiran bisa mengaktifkan hal hal positif yang ada pada diri kita? Mari kita ikuti bersama hasil penelitian oleh ahli genetic terkenal di dunia.

Pada umumnya Bakteri E. Coli mengkonsumsi glukosa. Dalam suatu penelitian pada lingkungan yang mengandung glukosa dan laktosa, bakteri E. coli adalah pemakan glukosa, bukan laktosa. Pada penelitian  berikutnya sang akteri hanya diberi laktosa. Pada awalnya bakteri bakteri tersebut tidak mau memakannya, tetapi beberapa saat kemudian mulailah memakan mereka laktosa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Francois Jacob dan Jacques monod yang kemudian dihadiahi hadiah nobel dalam fisiologi pada tahun 1965 ternyata kecenderungan bakteri coli memakan glukosa maupun laktosa dipengaruhi oleh fungsi genetiknya.

Gen yang menjadikan bakteri E Coli menjadi pemakan laktosa ( gen laktosa )dan gen yang menjadikan bakteri E Coli menjadi pemakan glukosa ( gen glukosa )sebenarnya sudah ada di dalam kromosom. Pada saat berada pada lingkungan yang mengandung glukosal, gen glukosa akan aktif, sedangkan gen laktosa dorman alias di non aktifkan. Sedangkan pada saat saat berada di lingkungan laktosa, gen glukosa dorman, seangkan gen laktosa diaktifkan. Prosesnya mirip dengan nyala padamnya lampu. Pada saat tombol on, lampu menyala, sedangkan pada saat tombol off, lampu mati. Efek ini dikenal dengan efek nyala padam.

Sebuah Penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli genetic berkebangsaan jepang yaitu Kazuo Murakami memiliki hipotesa bahwa selain factor fisik dan kimia, pikiran juga memiliki pengaruh yang signifikan untuk menjadikan gen nyala atau padam. Dalam penelitiannya, factor pikiran , seperti kegembiraan, kesuka citaan, kepercayaan dan doa dapat mengaktifasi transkripsi gen gen yang berharga. Sedangkan faktor faktor negative seperti kegelisahan, stress, rasa takut, dapat menonaktifkan transkripsi gen gen berharga.

Untuk menguji hipotesanya, Murakami  mempelajari pengaruh tawa terhadap  tingkat glukosa darah pada para pengidap diabetes stadium 2.  Penelitian menunjukkan bahwa tawa memiliki pengaruh yang menguntungkan bagi tingkat glukosa darah. Dalam penelitian ini terbukti bahw 23 gen teraktivasi berkat tawa.Salah satu gen yang teraktifkan adalah gen reseptor D4  Dopamin yang terkait dengan enzym adenynyl ciciase yang berguna untuk menjaga tingkat glukosa darah pada penerita diabetes. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada Jurnal Diabetes Care pada bulan Mei 2003 dan Jurnal Pshychotherapy and Pshychosomatic pada tahun 2006.

Untuk pertama kalinya terbukti bahwa pikiran bisa memicu tombol genetic. Maka hati hatilah dengan pikiran anda, jagalah agar tetap positif, agar teraktifkan gen gen positif yang bisa meningkatkan kesehatan dan potensi manusia yang luar biasa…

Selalu berpikir positif dan salam sukses

Handoyoputro



Saturday, July 27, 2013

Goal Setting Peluru Kendali


 

Dulu ada orang bijaksana yang berkata kepada saya,”Aku akan menunjukkan bagaimana cara pikiran manusia bekerja. Syaratnya, jawablah pertnyaanku apa adanya”. Setelah aku menyetujui persyaratan itu, beliau mengajukan pertanyaan kepadaku,”Berapakah jumlah mobil berwarna putih yang kamu lihat dalam perjalannmu dari rumah ke tempat ini hari ini “? Setelah berusaha keras untuk mengingat kembali apa saja yang saya alami dalam perjalanan itu, ternyata saya tidak mampu mengingatnya, apalagi menghitung jumlahnya. “Saya tidak ingat, pak” jawab saya. Kemudian dia berkata,”Saya tugaskan kamu untuk menghitung berapa jumlah mobil berwarna putih yang kamu temui dalam perjalanmu menuju tempat ini besuk pagi. Walaupun merasa aneh dengan tugas khusus ini, saya berusaha menyelesaikannya.

Keesok harinya, pada waktu saya bertemu dengan beliau, saya sudah bisa menjawab pertanyaan beliau tentang berapa jumlah mobil putih yang saya lihat dalam perjalanan saya ke tempat itu. Kemudian kembali dia bertanya dengan pertanyaan misteriusnya,” Mengapa kamu bisa menjawab pertanyaan ini, sedangkan kemarin kamu tidak bisa menjawab pertanyaan yang sama?” Ketika aku masih bingung menjawabnya, beliau melanjutkan,” Karena kemarin kamu tidak memiliki tujuan untuk menghitungnya. Sekarang, ketika kamu memiliki tujuan yang pasti untuk menghitungnya, tentu saja kamu mampu melakukannya.

Di dalam diri kita terdapat system kendali yang dikenal dengan servo mechanism (mekanisme control otomatis). Istilah ini diperkenalkan oleh Maxwell Malts dalam bukunya yang legendaries yaitu  Psycho-Cybernetic. Malts percaya bahwa yang dimaksud dengan pikiran bawah sadar sebenarnya adalah mekanisme servo.

Masih ingatkah ketika kita belajar sepeda untuk pertama kalinya? Susah bukan ? beberapa hari  kita mencobanya,masih juga susah untuk mengendalikannya. Sampai akhirnya kita bisa mengendarai sepeda, alangkah senangnya. Mengapa akhirnya kita bisa mengendarai sepeda, padahal statistic mencatat kita lebih banyak gagal daripada berhasil, pada waktu belajar? Harusnya pengalaman gagal inilah yang direkam otak dan disimpan ke dalam system jaringan dendrit neuron kita. Mengapa justru pengalaman berhasil yang direkam oleh system jaringan neuron kita?

Hal di atas disebabkan karena kita memiliki tujuan pasti, sehingga mekanisme control otomatis dalam diri kita akan mengarahkan kita sesuai dengan tujuan. Dalam hal belajar naik sepeda, kesalahan kesalahanakan diabaikan oleh mekanisme servo, sebaliknya setiap gerakan yang dianggap benar akan dicatat, direkam dalam jaringan sinap pada dendrite neuron kita. Mekanisme control otomatis ini mirip dengan mekanisme control pada peluru kendali. Setiap peluru kendali melaju dengan arah yang salah, system control akan memberikan umpan balik, dan mengembalikan arah peluru sesuai dengan sasaran.

Jadi kita harus memiliki tujuan hidup yang pasti agar system control otomatis juga memiliki tujuan yang pasti.

salam sukses

Handoyoputro