Pages

Thursday, March 03, 2016

pengendalian diri

Sastro Jendro Hayuningrat Modern


Pada tahun 1848 telah terjadi kecelakaan kerja yang menimpa Phineas Gage, seorang pekerja pemasangan rel kereta api di wilayah Cavendish, Vermont, Amerika Serikat. Sebuah besi dengan panjang  3 kaki dan 7 inchi menembus  kepala sehingga merobek bagian otak yang bernama korteks  prefrontal, dan  membawa sedikit otak  bersamanya.

Untuk menyembuhkannya Dr Harlow,  yaitu dokter yang merawatnya, membutuhkan waktu lebih dari 2 bulan. Pada tangal 17 november di tahun yang sama, Phineas Gage dinyatakan sembuh, bahkan dia menyatakan  merasa lebih baik di dalam segala hal.

Sebelum mengalami kecelakan ini Gages adalah seorang yang pendiam dan sopan. Perusahaannya mengakui dia sebagai salah satu teknisi terbaik, dan semua nggota tim sangat menyukai dan menghormatinya. Setelah terjadi kecelakaan yang merusak “Korteks Prefontalnya”  dia menjadi seorang yang kasar, tidak sopan dan kekanak kanakan.  Selain Sering membuat rancana yang kemudian dibatalkannya, dia juga menjadi tidak sabaran dalam menahan diri.

Kerusakan Korteks Prefontal yang terjadi  pada Phineas Gage telah menjadikannya seorang yang tidak memiliki pengendalian diri ( WillPower).  Ketidak mampuannya dalam mengendalikan diri menimbulkan dampak yang sangat sangat serius dalam kehidupannya.  Dia tidak lagi menjadi orang yang disukai apalagi  dihormati, karena  dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ketidak mampuannya dalam mengendalikan diri juga menyebabkan dia kehilangan pekerjaannya.

Ada tiga fungsi dari sistem pengendalian diri yang ada dalam diri kita. Yang pertama adalah mengendalikan keinginan, contohnya adalah keinginan untuk hidup sehat, sukses dll. Yang kedua adalah  kemampuan untuk  menggerakkan diri dalam melakukan sesuatu. Sebagai contoh di sini adalah melakukan olah raga secara teratur, belajar, berlatih dll. Yang ketiga adalah kemampuan untuk menahan diri agar tidak  melakukan sesuatu. Sebagai contoh adalah mengendalikan diri untuk tidak, minum minuman keras , bertengkar , memaki orang dll.

Pengendalian diri sangat penting dalam kehidupan kita. Apakah anda ingin sukses dalam bisnis, pekerjaan, persahabatan, bahkan percintaan sekalipun, ada sesuatu yang harus anda lakukan, dan ada sesuatu yang tidak boleh anda lakukan. Ketidak mampuan dalam mengendalikan diri untuk melakukan  dan tidak melakukan sesuatu akan mengakibatkan anda tidak dapat mewujudkan keinginan anda. Atau dalam bahasa kerennya anda tidak akan sukses.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan penelitian tentang variasi detak jantung.  jantung anda berdetak lebih cepat ketika anda menarik nafas, dan lebih lambat ketika mengeluarkan nafas. Ketika orang stress, denyut jantung meningkat dan varielabelitas menurun. Sebalikknya ketika orang bisa mengendalikan diri, detak jantung menurun tetapi variabelitas naik.

Ternyata  tingkat variabelitas detak jantung merupakan indeks  yang bagus untuk mengukur kekuatan tekat, yag bisa digunakan untuk memprediksi siapa yang kuat  dan siapa yang tidak kuat dalam menahan godaan.  Studi menunjukkan bahwa orang yang memiliki tingkat variabelitas jantung memiliki kemampuan untuk mengabaikan gangguan, menunda kesenangan dan mengatasi situasi stress. Mereka tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah bahkan ketika mngalami kegagalan.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengarahkan pikiran agar kita memiliki fisiologi pengendalian diri ini. Caranya adalah mengendalikan nafas kita menjadi sedemikian halus. Yaitu empat sampai enam kali nafas dalam satu menit atau sepuluh hingga lima belas menit dalam satu kali nafas.

Walaupun pernafasan ini lebih lambat dari yang kita lakukan sehari hari, tetapi bukan sesuatu yang sulit kita lakukan. Memperlambat nafas akan  mengaktifkan korteks prefrontal dan meningkatkan variabelitas denyut jantung, sehingga bisa membuat kita memiliki pengendalian diri yang kuat.

Jaman dahulu dikenal ilmu Sastro Jendro Hayuningrat Pangruwating Diyu. Siapa pun yang mau menguasai ilmu tingkat tinggi diwajibkan menguasai Sastro Jendro Hayuningrat. 

Ilmu tinggkat tinggi membutuhkan komitmen yang luar biasa untuk menyelesaikan program pelatihannya. Butuh pengendalian diri yang kuat.

Ilmu Sastro Jendro Hayuningrat dilatih  dengan pengendalian nafas sedemikian rupa hingga menjadi sangat lembut dan panjang.  Dan ilmu andalan leluhur kita kini ditemukan kembali oleh para peneliti di bidang Neuro science.

Apapun tujuan maupun cita cita besar anda tentu  membutuhkan komitmen yang kuat untuk mencapainya. Butuh tekat yang kuat untuk meraihnya.

Jadi latihlah nafas anda menjadi  semakin halus dan panjang, untuk memperkuat korteks prefontal anda. Dengan Kortreks Prefontal yang kuat anda akan semakin berkomitmen dan memiliki pengendalian diri yang optimal untuk mencapai  apa pun cita cita besar anda.

Salam Sukses

Uji Tur Handoyoputro,  CHt, CI,  LP-NLP