FOKUS , TEKNIK UNTUK SELALU BAHAGIA
Seorang anak bertanya kepada bapaknya, “Pak, rasa senang dan
bahagia itu, apa sih yang menjadi
penyebabnya? Mengapa ada orang yang merasa senang ketika berada pada situasi
tertentu, sedangkan yang lain justru merasa susah berada di situasi yang sama
tersebut?”.
Si Bapak tersenyum, dan menjawab,“sebelum bapak menjawa
pertanyaanmu, cobalah bertanya kepada kakakmu, bagaimana dirimu di waktu kecil.
Apakah lucu sebagaimana anak anak lainnya?”
Dan ketika si Kakek ditanya, beliau menjawab,”Waktu kecil,
kamu sangat lucu. Semua orang ingin menggendongmu. Kakek suka mengajakmu jalan
jalan. Dan kamu suka diajak ke tempat yang kamu sebut “Rumahnya kereta”. Dan
tahukah kamu yang kamu maksud dengan rumahnya kereta? Itu adalah stasiun kereta”.
Sang kakek menjawab dengan penuh gembira, dan tertawa terkekeh kekeh, mengenang kelucuan Cucu kesayangannya itu.
Sang anak kembali menemui bapaknya dan bercerita bahwa
Kakeknya merasa bahagia ketika menjawab pertanyaannya. Kemudian Si bapak
kembali meminta anaknya menemui Kakeknya. Dimintanya dia bertanya, apa yang dia
rasakan di dadanya. Karena kebetulan sang kakek sering merasa nyeri di dadanya.
Dan ketika Si anak kembali bertanya kepada Kakeknya tentang
rasa nyeri yang selalu dirasakannya, Sang kakek menjawab bahwa dia merasakan
kesakitan yang luar biasa. Terkadang dia
tidak bisa menahannya sehingga terpaksa harus merintih menahan sakit. Sang
kakek menjawab pertanyaan si cucunya dengan raut kesedihan di mukanya.
Ketika kembali menemui bapaknya, si anak bercerita, bahwa kakenya
terlihat sedih menjawab pertanyaan mengenai sakitnya.
Mengapa hanya dengan “pertanyaan” yang berbeda bisa membawa “perbedaan”?.
Karena pertanyaan yang satu mengarahkan ke hal hal yang membahagiakannya.
Sedangkan pertanyaan yang satu membuatnya fokus pada rasa sakit yang membuatnya
sedih.
Si Bapak menjelaskan, bahwa rasa bahagia itu tergantung dari
“fokus” yang ada di pikiranmu. Manusia tidak bisa fokus terhadap lebih dari
satu hal, dalam suatu saat. Mereka hanya fokus pada satu hal saja.
Jika dia fokus pada “sudut pandang” yang membuatnya bahagia,
maka dia akan bahagia. Jika dia fokus pada sudut pandang yang negatif, maka itu
akan membuatnya tidak bahagia.
Kebahagian dan kesedihan selalu silih berganti, tergantung
ke mana fokus diarahkan. Jika lebih banyak “sudut pandang positif” ketika dia
memandang dunia, maka dia akan lebih bahagia. Sebaliknya, jika lebih banyak “sudut
pandang negatif” ketika dia memandang dunia, maka hatinya akan selalu dipenuhi
kesengsaraan.
Dalam psikologi humanisme, manusia dianggap memiliki
kehendak bebas. Dalam hal ini, manusia memang dipengaruhi oleh lingkungannya,
tetapi dia memiliki kehendak bebas untuk “memandang dunia” dengan caranya
sendiri. Jika dia memandang dunia dengan positif, maka dia akan dipenuhi dengan
kebahagiaan. Sebaliknya Jika dia memandang dunia dengan negatif, maka hatinya aka dipenuhi dengan kesedihan
dan kesengsaraan.
Jadi, ketika menengok orang sakit, jangan bertanya tentang
sakitnya. Karena itu akan membuatnya merasa sakit karena dia segera fokus
kepada sakitnya. Lebih baik bertanya dan bercerita tentang hal hal yang
menggembirakan. Karena ketika dia bergembira, akan muncul ENDORFIN dalam sistem
tubuhnya. Endorfin adalah hormon yang membahagiakan, menyehatkan dan bisa
meredakan rasa sakit.
Handoyoputro
handoyoputro.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment