Pages

Monday, August 06, 2018


FOKUS , TEKNIK UNTUK SELALU BAHAGIA


Seorang anak bertanya kepada bapaknya, “Pak, rasa senang dan bahagia itu, apa sih yang menjadi penyebabnya? Mengapa ada orang yang merasa senang ketika berada pada situasi tertentu, sedangkan yang lain justru merasa susah berada di situasi yang sama tersebut?”.

Si Bapak tersenyum, dan menjawab,“sebelum bapak menjawa pertanyaanmu, cobalah bertanya kepada kakakmu, bagaimana dirimu di waktu kecil. Apakah lucu sebagaimana anak anak lainnya?”

Dan ketika si Kakek ditanya, beliau menjawab,”Waktu kecil, kamu sangat lucu. Semua orang ingin menggendongmu. Kakek suka mengajakmu jalan jalan. Dan kamu suka diajak ke tempat yang kamu sebut “Rumahnya kereta”. Dan tahukah kamu yang kamu maksud dengan rumahnya kereta? Itu adalah stasiun kereta”. Sang kakek menjawab dengan penuh gembira, dan tertawa terkekeh kekeh,  mengenang kelucuan Cucu kesayangannya itu.

Sang anak kembali menemui bapaknya dan bercerita bahwa Kakeknya merasa bahagia ketika menjawab pertanyaannya. Kemudian Si bapak kembali meminta anaknya menemui Kakeknya. Dimintanya dia bertanya, apa yang dia rasakan di dadanya. Karena kebetulan sang kakek sering merasa nyeri di dadanya.

Dan ketika Si anak kembali bertanya kepada Kakeknya tentang rasa nyeri yang selalu dirasakannya, Sang kakek menjawab bahwa dia merasakan kesakitan yang luar  biasa. Terkadang dia tidak bisa menahannya sehingga terpaksa harus merintih menahan sakit. Sang kakek menjawab pertanyaan si cucunya dengan raut kesedihan di mukanya.

Ketika kembali menemui bapaknya, si anak bercerita, bahwa kakenya terlihat sedih menjawab pertanyaan mengenai sakitnya.

Mengapa hanya dengan “pertanyaan” yang berbeda bisa membawa “perbedaan”?. Karena pertanyaan yang satu mengarahkan ke hal hal yang membahagiakannya. Sedangkan pertanyaan yang satu membuatnya fokus pada rasa sakit yang membuatnya sedih.

Si Bapak menjelaskan, bahwa rasa bahagia itu tergantung dari “fokus” yang ada di pikiranmu. Manusia tidak bisa fokus terhadap lebih dari satu hal, dalam suatu saat. Mereka hanya fokus pada satu hal saja.

Jika dia fokus pada “sudut pandang” yang membuatnya bahagia, maka dia akan bahagia. Jika dia fokus pada sudut pandang yang negatif, maka itu akan membuatnya tidak bahagia.

Kebahagian dan kesedihan selalu silih berganti, tergantung ke mana fokus diarahkan. Jika lebih banyak “sudut pandang positif” ketika dia memandang dunia, maka dia akan lebih bahagia. Sebaliknya, jika lebih banyak “sudut pandang negatif” ketika dia memandang dunia, maka hatinya akan selalu dipenuhi kesengsaraan.

Dalam psikologi humanisme, manusia dianggap memiliki kehendak bebas. Dalam hal ini, manusia memang dipengaruhi oleh lingkungannya, tetapi dia memiliki kehendak bebas untuk “memandang dunia” dengan caranya sendiri. Jika dia memandang dunia dengan positif, maka dia akan dipenuhi dengan kebahagiaan. Sebaliknya Jika dia memandang dunia dengan negatif,  maka hatinya aka dipenuhi dengan kesedihan dan kesengsaraan.

Jadi, ketika menengok orang sakit, jangan bertanya tentang sakitnya. Karena itu akan membuatnya merasa sakit karena dia segera fokus kepada sakitnya. Lebih baik bertanya dan bercerita tentang hal hal yang menggembirakan. Karena ketika dia bergembira, akan muncul ENDORFIN dalam sistem tubuhnya. Endorfin adalah hormon yang membahagiakan, menyehatkan dan bisa meredakan rasa sakit.

Handoyoputro
handoyoputro.blogspot.com




0 comments: