Dahulu kala,
seorang anak terserang penyakit polio yang melumpuhkan nya sehingga tidak bisa
menggerakkan badannya sama sekali. Para dokter sudah menyerah, dan menganggap
usia si anak tidak akan
lama lagi. Orang tuanya memperlakukannya denga penuh kasihs ayang, dan setiap
hari dia didudukkan di kursi goyang, dan ditempatkan di beranda rumah, sehingga
dia bisa melihat teman temannya yang sedang bermain.
Naluri seorang anak mendorong keinginan dia untuk ikut bermain bersama teman temannya. Tetapi apa daya, berjalan kaki saja tidak bisa dilakukannya, apalagi menendang bola. Rupanya si anak tidak kehilangan akal, karena dia tetap bisa bermain , yaitu bermain di dalam pikirannya, alias berkhayal.
Tetapi yang dilakukannya bukan sembarang berkhayal. Pada saat berlari, dia merasa benar benar sedang berlari, pada saat menendang dia juga benar benar merasa sedang menendang. Teknik yang dia lakukan ini sekarang kita kenal dengan teknik visualisasi.
Pada suatu saat, si anak merasa terkejut, karena pada waktu dia sedang “bermain”, kursi goyangnya ikut bergoyang. Pada mulanya, karena menyadari kelumpuhan totalnya, dia mengira bahwa yang menggerakkan kursinya adalah pikirannya. Ternyata dugaannya salah. Karena sekeras apapun dia mengerahkan pikirannya untuk menggerakkan kursi goyangnya, sang kursi tetap tidak bergeming sama sekali.
Naluri seorang anak mendorong keinginan dia untuk ikut bermain bersama teman temannya. Tetapi apa daya, berjalan kaki saja tidak bisa dilakukannya, apalagi menendang bola. Rupanya si anak tidak kehilangan akal, karena dia tetap bisa bermain , yaitu bermain di dalam pikirannya, alias berkhayal.
Tetapi yang dilakukannya bukan sembarang berkhayal. Pada saat berlari, dia merasa benar benar sedang berlari, pada saat menendang dia juga benar benar merasa sedang menendang. Teknik yang dia lakukan ini sekarang kita kenal dengan teknik visualisasi.
Pada suatu saat, si anak merasa terkejut, karena pada waktu dia sedang “bermain”, kursi goyangnya ikut bergoyang. Pada mulanya, karena menyadari kelumpuhan totalnya, dia mengira bahwa yang menggerakkan kursinya adalah pikirannya. Ternyata dugaannya salah. Karena sekeras apapun dia mengerahkan pikirannya untuk menggerakkan kursi goyangnya, sang kursi tetap tidak bergeming sama sekali.
Permainan tetap
dilakukannya tiap hari, sampai dia menyadari bahwa latihan yang dilakukannya
dalam pikirannya itu, mampu menghidupkan syaraf syaraf motoriknya, sehingga
memungkinkannya untuk belajar berjalan kembali. Kebetulan pada waktu itu dia
memiliki seorang adik yang baru belajar berjalan, sehingga dia bisa meniru cara
belajar berjalan adiknya itu (Teknik meniru ini kemudian dalam khasanah ilmu
Neuro Linguistic Programming dikenal dengan Modelling). Pada akhirnya beliau
berhasil mennggerakkan seluruh tubuhnya dengan normal. Kelak beliau menjadi
seorang professor di bidang Psikologi. Beliau adalah Milton Hyland Erickson,
yang dikenal sebagai bapak Hypnotherapi Modern.
Dari cerita di atas dapat kita simpulkan bahwa ternyata system dalam tubuh diri kita tidak bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, banyak para atlit dari suatu Negara kemudian merajai olimpiade. Teknik ini sekarang dikenal dengan teknik Visualisasi. Teknik visualisasi telah digunakan untuk meningkatkan kemampuan kita di berbagai bidang seperti olah raga, penjualan, negosiasi, healing dll. Bahkan para Guru The Secret mengklaim telah menggunakan teknik visualisasi untuk menarik kekayaan dalam jumlah yang luar biasa.
Dari cerita di atas dapat kita simpulkan bahwa ternyata system dalam tubuh diri kita tidak bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, banyak para atlit dari suatu Negara kemudian merajai olimpiade. Teknik ini sekarang dikenal dengan teknik Visualisasi. Teknik visualisasi telah digunakan untuk meningkatkan kemampuan kita di berbagai bidang seperti olah raga, penjualan, negosiasi, healing dll. Bahkan para Guru The Secret mengklaim telah menggunakan teknik visualisasi untuk menarik kekayaan dalam jumlah yang luar biasa.
Dahulu kala ada
tokoh bernama hanuman di India, dan Sun Go Kong di China. Keduanya memiliki
ilmu kesaktian yang hanya bisa dilatih di alam mimpi. Ilmu mereka dikenal
dengan Yoga Nindra alias Yoga mimpi.
Kini ilmu
warisan leluhur tersebut telah ditemukan kembali. Tentu saja dengan istilah
yang lebih keren, yaitu teknik Visualisasi.
Salam sukses
Handoyoputro
Salam sukses
Handoyoputro
0 comments:
Post a Comment